Rabu, 29 April 2015

Diduga Imbas Eksekusi Mati Duo Bali Nine Investor Australia di Karimun Menghilang


KARIMUN – Hiruk-pikuk eksekusi mati dua jaringan narkoba internasional asal Australia, Bali Nine yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran oleh pihak Kejaksaan Agung RI mulai berimbas negatif. Salah satunya dialami Kabupaten Karimun. Akibat rencana eksekusi mati dua warga negaranya tersebut, PT Aquabis, perusahaan asal negeri Kangguru tak kunjung merealisasikan rencana investasi mereka di Moro, Kabupaten Karimun.
Padahal rencana awal, sekitar Maret 2015 lalu, perusahaan yang bergerak di bidang budidaya ikan Botia tersebut mulai melakukan pembangunan sarana dan prasarana usaha mereka di Moro. Namun nyatanya hingga memasuki Mei 2015, belum tampak ada aktivitas sama sekali. Sebaliknya, Pemkab Karimun dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Karimun seakan kehilangan kontak dengan PT Aquabis Australia tersebut.
Isu yang berkembang, PT Aquabis membatalkan rencana investasinya di Moro, Kabupaten Karimun disebabkan ada imbauan dari pemerintahan mereka untuk memutuskan kerjasama dengan RI apabila dua warga negaranya yang tergabung dalam jaringan narkoba internasional, Bali Nine yakni Andrew Chan dan Myuaran Sukumaran tetap dieksekusi mati oleh pemerintah RI.
“Kami kehilangan kontak dengan mereka. Sepertinya ada kaitannya dengan eksekusi mati duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran karena kemarin saya dengar pemerintah mereka cukup keras merespon rencana eksekusi mati dua warga negara mereka itu,” ujar Kepala DKP Pemkab Karimun, Hazmi Yuliansyah, Selasa (28/4/2015) di Karimun.
PT Aquabis Island asal Australia rencananya akan menanamkan investasi untuk pengembangan budidaya ikan Botia di perairan Moro, Kabupaten Karimun dengan nilai investasi mencapai 25 juta Dollar Amerika Serikat. Kepastian itu setelah perwakilan perusahaan yang berkedudukan di Singapura menemui Bupati Karimun Nurdin Basirun, sekitar Januari 2015 lalu.
Kepada Nurdin, perwakilan PT Aquabis mengatakan akan segera merealisasikan pembudidayaan ikan Botia yang bernilai ekspor tersebut ke negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa dengan harga tinggi. Bahkan mereka sudah memantau rencana lokasi yang akan dijadikan untuk budidaya ikan Botia sejak empat tahun lalu dan pilihan mereka jatuh ke perairan Moro, Kabupaten Karimun.
Tidak hanya sekedar lisan, bersama Nurdin, perwakilan PT Aquabis Australis bahkan juga turun langsung ke Moro untuk memastikan wilayah yang bisa dikembangkan budidaya ikan Botia ini. Namun, seiring muncul rencana eksekusi mati dua warga negara mereka, PT Aquabis kemudian seperti mendadak hilang ditelan bumi, mereka tidak bisa dihubungi pihak Pemkab Karimun untuk menanyakan kapan pembangunan sarana dan prasanan dilakukan.
“Mudah-mudahan setelah eksekusi ini, semuanya kembali normal seperti rencana awal,” harap Kepala DKP Karimun, Hazmi Yuliansyah. (yah/ berita edisi cetak tribun batam)

0 komentar:

 

Kritik dan Saran

email:dedy.tribun@gmail.com twitter:@dedytribun

Blogroll

Profil

Wartawan Tribun Batam sejak tahun 2006 hingga saat ini. Telepon 081990867001

Copyright © Warta Narkoba Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger