"Saya melihatnya, Munarman seorang sarjana hukum. Dia tahu apa yang mesti yang dilakukan sebagai sesorang yang taat kepada hukum. Dia juga pernah menjabat Ketua YLBHI, yang mestinya juga mengerti prosedur-prosedur yang akan ditempuh. Menurut saya, Munarman seorang aktivis yang tentu memiliki banyak teman dan kini, Munarman bisa saja sedang melakukan konsolidasi dan masih berada di Jabotabek," kata Wawan H Purwanto, Sabtu (7/6).
Wawan menilai, kasus buronnya Munarman, pangkal utamanya adalah keinginan agar Ahmadiyah segera dibubarkan. Ia menilai, sikap pemerintah yang belum juga mengeluarkan SKB atau Keppres larangan Ahmadiyah, lebih dikarenakan beberapa pertimbangan. Baik dari sisi politik termasuk dari kajian secara hukumnya.
"Mempertimbangkan yang sifatnya bukan hanya masalah hukum, juga masalah politik dan keamanan di darerah. Maka, diperlukan waktu pemikiran dan konsep-konsep yang lebih mapan," kata Wawan.
Wawan kemudian memprediksi, Munarman masih berada di sekitar Jabotabek. Dugaan ini tentu saja dengan alasan, pihak imigrasi sudah melakukan pencekalan terhadap Munarman.
"Saat ini diduga masih di Jabotabek dan sudah dilakukan pencekalan dari imigrasi. Tapi bagi Munarman tidak bodoh. Tentunya, dia akan memanfaatkan wilayah perbatasan laut yang kurang pengawasan dab bisa dimanfaatkan oleh Munarman untuk kabur," Wawan berani memprediksi.
Wawan tidak sependapat bila Munarman kemudian dikategorikan sebagai salah satu tokoh teroris. Sikap Munarman sekarang ini, dan belum juga menyerahkan diri lebih dikarenakan keteguhannya kepada ajaran Islam yang diyakini, bahwa ajaran Ahmadiyah adalah sesat dan sudah melenceng dari ajaran Islam sebenarnya.
"Kalau dikaitkan dengan teroris, jauh sekali. Berdasar penelitian saya, tidak ada. Sekarang ini sikap Munarman lebih kepada sisi religi setelah dia turun dari Ketua YLBHI dan saya lebih melihat Munarman ada perubahan-perubahan sikap religi ini tentu juga bergabungnya ke FPI yang juga sebagai Panglima Laskar Pembela Islam," katanya.
"Saya melihat ada sisi militasi baru yang terbangkit dalam diri Munarman. Akan tetapi, belum mengarah kepada tindakan-tindakan teroris kaluapun menggunakan pola-pola ala media kemudian menyampaikan pesan-pesan yang seolah-olah terkamar. Bagi saya ini adalah gaya baru atau trend yang dia ditiru diberbagai media," ujarnya.
"Jika penyampaian pesan seperti ini, bukan hanya sekali dilakukan, tapi sudah mulai trend sekarang ini, terlepas dari dia terlibat dari teror atau tidak. Tapi lebih karena mereka publik pigur jadi dia tidak ingin diadili oleh media, selama ini dia dikatakan buron. Saya tetap menghimbau selesaikan secara cepat sehingga tidak menimbulkan spekulasi baru yang akhirnya berlarut-larut dan tidak sehat penuntasan kasus tersebut," katanya lagi. (Persda Network/yat/Kriminal Batam
0 komentar:
Posting Komentar